Misteri Berdegupnya Jantung Presiden Soekarno Pada Lukisannya
Sekilas pandangan, lukisan ini tampak biasa saja. Namun, jika diperhatikan dengan serius, maka akan tampak keganjilan pada lukisan Presiden Soekarno yang terpasang di galeri dalam Kompleks Makam Bung Karno ini. Sangat berbeda dengan lukisan kebanyakan, lukisan presiden pertama Indonesia ini seolah-olah "hidup" dengan jantungnya yang berdegup.
Berbingkai kayu berkelir emas sekelilingnya, lukisan dengan ukuran sekitar 1,5 x 1,75 meter ini ditopang oleh penyangga besi kurang lebih setengah meter dari dinding. Lukisan dipasang di dekat pintu masuk Galeri, sehingga terlihat sangat mencolok bagi pengunjung yang baru masuk.
Tiada keanehan dikala melihat lukisan ini dari depan. Namun, sebuah keganjilan angker baru akan terungkap, manakala pengunjung melihat lukisan ini dari sisi samping. Kanvas di dada kiri Bung Karno tampak bergerak maju-mundur, seolah-olah menciptakan ilusi degup jantungnya. Yang lebih menariknya lagi, ritme degup jantung ini jika dihitung maka sekitar 60-70 detak per menit, mirip dengan manusia normal.
Staf Galeri Bung Karno, Friska Fauzi mengatakan, foto Bung Karno yang berdegup menjadi daya tarik tersendiri pada galeri ini. Pengunjung akan kerap kali berkumpul di samping lukisan, guna menatap dalam-dalam ke arah dada Bung Karno. Kebanyakan pengunjung menganggap, fenomena ini ialah bukti dari kesaktian Soekarno yang tersohor selama ini.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat jantung presiden Soekarno pada lukisan ini seolah-olah berdegub layaknya manusia sesungguhnya?
Sebenarnya ada penjelasan ilmiah untuk mengurai fenomena ini. "Kondisi fisik lukisan mendukung terjadinya degupan," ujar Friska saat ditemui, Rabu, 14 Desember 2011.
Ia menjelaskan, si pelukis menumpahkan kecerdasannya ke bidang kanvas dengan mengatur komposisi. Dada kiri Bung Karno diletakkan tepat di tengah lukisan, sehingga menjadi fokus utama mata yang memandangnya. Dimensi panjang dan lebar bidang lukis juga dibuat persegi panjang, sehingga memiliki daerah lentur di bagian tengah tersebut. Dorongan kecil oleh angin membuat bagian tengah lukisan bergerak konstan.
Hal inilah yang juga menjelaskan kenapa lukisan tidak dipasang di dinding. Keberadaan benda keras di belakang kanvas menutup akses aliran udara, sehingga tak bisa menciptakan efek degup. Demikian pula di bagian depan, tak diberi lapisan kaca supaya permukaan lukisan bisa bersentuhan dengan udara.
Pengelola Galeri juga mendatangkan paranormal untuk menyelidiki aspek metafisika pada lukisan ini. Tiga paranormal yang didatangkan dari Malang dan Kediri sampai pada kesimpulan sama, yaitu "Lukisan ini tak berhubungan dengan makhluk gaib," tambah Fauzi.
Lukisan unik Bung Karno selesai dibuat pada tahun 2001 dan langsung dipasang di Istana Bogor. Pada tahun 2004, lukisan ini dipindahkan ke Blitar atas inisiatif Presiden Megawati yang tak lain adalah anak Bung Karno. Sempat disimpan sementara di Istana Gebang, Blitar, lukisan dipindahkan ke Galeri Bung Karno yang merupakan bagian dari Kompleks Makam Bung Karno di Jalan Kalasan Nomor 1.
Selain lukisan Bung Karno, Galeri juga menyimpan berbagai koleksi peninggalan Bung Karno, seperti : kopor merek Arco yang dibawa mengungsi hingga pindah Istana, replika keris Kyai Sekar Jagad, gong pusaka Kihai Djimat yang biasa dipakai Soekarno untuk menanggap wayang kulit.