GURUH SUKARNO KE PURA MAJAPAHIT HYANG SURYO
Suasana  Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali 6-2-2010 sejak pagi sudah damai, ini  disebabkan karena ada Upacara Tumpak Wayang. Dimana Pura Majapahit  Garuda Wisnu Kencana (GWK) juga lagi odalan memperingati berdirinya  Candi Budha. Para penyungsung tak henti-hentinya membawa Besek/Keben  Sesaji untuk upacara. tepat jam 19.00 WITA sepanjang jalan masuk Pura  Ibu berderet-deret penduduk dan Umat Siwa Budha, juga para Mahasiswa  Mahendradata menyambut kedatangan Putra Pendiri Republik Indonesia   yaitu 'GURUH'. Barongsai pun menyambut
dan mengawal 'Sang Maestro Seni Kaliber Dunia' ini menuju Pendopo Agung Majapahit. Setelah melewati Kori Candi Bentar Wijaya Kusuma, Anak Sang Putra Fajar Bung Karno langsung disambut Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI setelah saling hormat Adat Majapahit lalu bersalaman. "Wah tas teko yo ? Ayo-ayo lungguh lesehan ae ndek Pendopo, gak po-po to ?", ucap Brahmaraja XI yang dipanggil Guruh, Hyang Suryo dan dijawab "Gak pa-pa, biasa kok silo-an", jawab Guruh sambil melepas Sepatu Kulitnya berwarna Hitam mengkilat dan diambil pengawal untuk diletakkan diujung Pendopo.
dan mengawal 'Sang Maestro Seni Kaliber Dunia' ini menuju Pendopo Agung Majapahit. Setelah melewati Kori Candi Bentar Wijaya Kusuma, Anak Sang Putra Fajar Bung Karno langsung disambut Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI setelah saling hormat Adat Majapahit lalu bersalaman. "Wah tas teko yo ? Ayo-ayo lungguh lesehan ae ndek Pendopo, gak po-po to ?", ucap Brahmaraja XI yang dipanggil Guruh, Hyang Suryo dan dijawab "Gak pa-pa, biasa kok silo-an", jawab Guruh sambil melepas Sepatu Kulitnya berwarna Hitam mengkilat dan diambil pengawal untuk diletakkan diujung Pendopo.
Terdengar 'Sambutan Selamat  Datang' diucapkan Tuan Rumah Sri Empu Pandita Agung Majapahit GRP  Prawirodipoero dan acara dibuka dengan mengheningkan cipta untuk para  Leluhur Majapahit, para Pahlawan dan Bung Karno sebagai Pendiri  Indonesia, diteruskan ucapan selamat datang dari Sri Wilatikta  Brahmaraja XI Raja Abhiseka Majapahit, dimana dalam ucapan selamat  datangnya kepada Guruh malah mengatakan baru terdengar Suara Guruh yang  sebenarnya, disertai Kilatan Halilintar yang berkepanjangan. Kontan  disambut tepuk tangan dan tertawa pengunjung. Memang suasana langit lagi  mendung gelap dan sebentar-sebentar ada 'Kilatan Cahaya' menerangi  suasana Pura Ibu, sedang di kejauhan terdengar suara 'Guruh' menggerudug  bersahut-sahutan, hingga membuat orang tertawa melihat Guruh Sukarno  datang disertai suara Guruh Halilintar.  Brahmaraja pun mengatakan yang  sebenarnya bukan bergurau, "Lho ini benar lho bukan gurau, kan  mirip kalau kita lihat Tarian Ciptaan Guruh di TV yang musiknya  menggelegar disertai Lampu Sorot Kedap-kedip Pancawarna ?". Kembali  pengunjung tertawa dan tepuk tangan sorak sorai bagaikan di alun-alun,  tapi Brahmaraja XI tetap serius mengatakan yang sebenarnya.
Disusul  Sambutan Pria berambut sebahu berbaju Hitam, Udeng dan Saputnya pun  Hitam dan dikenal dengan sebutan akrabnya Hyang Suryo yang  memperkenalkan Guruh kepada masyarakat, kalau Bapaknya adalah 'Orang  Tersakti dan Terpandai' dengan bukti Titel 'DOKTOR' Bung Karno 26, yang  dibenarkan Guruh ketika Mike oleh Brahmaraja ditempelkan ke Guruh "Ya-ya benar", jawab Putra Biologis Bung Karno ini sambil membantu memegang Mike.   Hingga setelah menjadi Presiden Pertama Republik Indonesia, Beliau  mengalami 'Percobaan Pembunuhan' dengan dibedil, digranat, bahkan  diberondong dari udara, tapi Bung Karno tetap 'JAYA', inipun dibenarkan  Guruh. Lebih ironis lagi Bung Karno malah tewas dalam Tahanan RI yang  didirikannya, juga dibenarkan Guruh dengan wajah sedih dan suara lirih.
Brahmaraja  XI juga memberi Guruh Patung Ganesa Dewa Tersakti dan Terpandai simbul  Bung Karno, yang diterima penuh gembira dan berkata "Memang saya Anak  Bung Karno Biologis dan Idiologis, dan saya tetap melestarikan Ajaran  Ayah saya...", kata Guruh kepada Hyang Suryo yang selalu mempraktekkan  Ajaran Bung Karno secara nyata, yaitu ber-Pancasila dan 'Cinta Tanah  Air' serta 'Berdiri diatas Kaki Sendiri', jadi bukan mengaku Pengagum  Bung Karno. Sebab banyak orang mengaku Pengagum Bung Karno, tapi tidak  pernah melaksanakan apa yang diajarkan Bung Karno yaitu Nasionalisme  (Cinta Tanah Air), dimana Penduduk Indonesia banyak yang 'Cinta Tanah  Suci Arab' serta Budaya Arab berdasarkan Quran dan Hadist yang  menyalahkan kitab lain apapun, yang tidak bisa rukun antar SARA (Suku,  Ras dan Agama). Terbukti Gereja Jesus banyak dihancurkan, bahkan dibom  (Kebetulan di hari yang sama TV menayangkan 40 hari kematian Gus Dur  yang pidato-pidatonya ingin merukunkan SARA). Kepercayaan Adat Budaya  Jawa dan China diharamkan, kerena tidak sesuai Kitab Arab jaman 1000  tahun silam, padahal Arab sekarang sudah maju dan modern. Islam  Indonesia malah mundur jauh ke belakang Jaman Jahilliyah.
Acara  diteruskan 'Pemotongan Tumpeng Tumpak Wayang' oleh Brahmaraja XI dan  diserahkan pucuknya kepada Guruh, Raja Majapahit Bali Sri Wilatikta  Tegeh Kori Kresna Kepaksan I yang juga Rektor Universitas Mahendradata,  dan diteruskan Ramesshastry Sekretaris Jendral (Sekjen) World Hindu  Youth Organization, terakhir Tumpeng Kuning Budha juga diserahkan  Brahmaraja XI kepada Sri Empu Pandita Agung Gusti Raden Panji  Prawirodipoero. Sedang Brahmaraja XI malah diambilkan Tumpeng oleh  Mahasiswi Mahendradata dan kemudian bersama-sama menikmati Tumpeng,  sambil istirahat dan minum.
Acara diteruskan Sambutan Raja  Majapahit Bali yang mengenakan Jas dan Dasi lengkap sebagai Rektor dan  President World Hindu Youth Organization, menyatakan bahwa bangsa ini  sudah terpuruk dan alam marah akibat kurangnya 'Kecintaan Bangsa' ini  pada budaya dan tanah air. Serta melupakan Leluhur, hingga bencana  sesuai Tulisan Leluhur Sabdopalon sangat ilmiah dan terbukti biarpun  Islam menganggap Tahayul.  Jadi kita lihat realitanya saja atau buktinya  dan kenyataannya yang tak terbantahkan, ucap Rektor Termuda di dunia  ini. Disinggung juga mengenai hebatnya China menguasai 'Persaingan  Dagang Bebas Global', dimana bangsa ini ketinggalan jauh akibat pola  pikir yang mundur ke Jaman Arab 1000 tahun yang lalu. Padahal Jepang dan  China hampir bersamaan start negaranya dengan Indonesia, bahkan  Indonesia lebih maju Jaman Bung Karno dahulu yang tidak ada Korupsi  sampai orang berani mengaku bangga jadi anak PKI (Partai Komunis  Indonesia) yang para Menteri PKI Era Presiden Soekarno tidak ada yang  Korupsi. Contoh China yang Korupsi $ 200 ditembak mati, hingga Negara  China yang oleh orang Islam Indonesia disebut Komunis tidak ber-Tuhan  kini meninggalkan jauh negeri ini yang masih berkutat pada SARA yang tak  berkeputusan. Seperti ribut membubarkan Achmadiah, ribut menghancurkan  Pura Hindu, merusaki dan membom Gereja Jesus, menghancurkan Sanggar  Kejawen Saptodarmo dll dst dsb.
Akhirnya  acara diteruskan melihat-lihat Museum Pura Ibu, dimana Guruh sempat  terkagum-kagum melihat Pusaka-pusaka peninggalan Majapahit yang selalu  'Kembar Sepasang', seperti Tombak, Keris, Batu Giok Jaman Ming serta  Pratima Dewa Dewi yang selalu sepasang atau kembar yang disebut Siwa  Budha(Lanang Wadon, Baik Buruk, Siang Malam dst). Guruh juga sempat  berdoa di Pratima Prabu Airlangga Kawitan Jawa Bali Majapahit dan  menyiramkan Tirta tiga kali ke Pratima, diteruskan Brahmaraja XI  menyiram Kepala Guruh tiga kali, serta tiga kali Guruh meminum siraman  Tirta Sang Brahma dan terakhir Tirta dibasuhkan ke kepala dan wajahnya,  yang mana malah tambah berseri dan Mata menjadi terang setelah diusapi  Tirta Suci dari Trowulan. Malah dalam kegelapan, Guruh biarpun dirangkul  Hyang Suryo  berkeliling melihat-lihat Candi Ibu yang demikian megahnya  di Nuasantara hingga Guruh mencurahkan isi hatinya dalam puisi "Kepada  Puri Surya Majapahit, DENGAN KEKUASAAN YANG MAHA KUASA,  SURYA MAJAPAHIT   AKAN  TERUS  BERSINAR  GEMILANG  DIATAS  BUMI  NUSANTARA  INDONESIA   TERCINTA,  MERDEKA !  Guruh Sukarno Putra  6.2.2010.
Guruh  juga berdo'a kepada Leluhur Putri Majapahit Ratu Mas Permaisuri  Brahmaraja Wisesa yang dimanifestasikan Parwati Tangan Seribu dan  mengangkat Pedang China Kuna bertulisan 'KUNG PU KU CIEN' dimana banyak  Calon Legislatif Pemilu 2009 juga berdo'a dan mengangkat pedang ini dan  anehnya pada terpilih dan kini duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Bali.  Bahkan ada yang menyumbangkan gaji secara utuh untuk Pembangunan Pura  Kahyangan Jagad Majapahitnya Hyang Suryo, karena merasa senang direstui  Leluhurnya hingga cita-citanya terkabul biarpun segi Agama Islam  menertawakan, sebab dianggap Musrik dan Haram (TV Halal Haram tiap  Minggu Sore). Tetapi orang Bali tetap percaya dan melaksankan Adat  Leluhur tanpa putus selama ribuan tahun dan nyatanya tidak ada orang  Bali tewas jadi budak di Arab.
Juga  Guruh selalu memberi Dupa pada tiap Pusaka Leluhur sesuai pesan Bung  Karno, yang bila ingin tahu Majapahit silahkan ke Bali, karena Bali  masih melaksanakan dan melestarikan Adat Majapahit tanpa putus sejak  Jaman Majapahit sebab belum terjajah Ilmu Arab Jahilliyah. Di depan Batu  Giok bermotif Dawang/Kura Kura yang mirip Adat Bali, dimana Padmasana  didasari Dawang dan dililit Naga seperti Candi Mandara Giri Ampel Gading  yang di Museum Trowulan. Guruh memberi Dupa dan mengheningkan cipta  mengenang para Leluhur Majapahit yang pernah berjaya menyatukan  Nusantara. Dimana akibat perubahan Agama Baru Islam, Kitab-kitab  Majapahit dimusnahkan dan diganti Ajaran Qur'an dan Hadist. Akhirnya  kita mengalami kemunduran. Dahulu wanita bisa menjadi Raja/Ratu  Majapahit, Jaman Islam wanita malah di Pasung dikerudungi dan tidak bisa  setaraf dengan pria. Kini wanita malah berjuang mencapai kesetaraan  dengan pria/gender mulai dari 'NOL', akibat Adat Arab yang wanita hanya  dikerudungi kelihatan matanya saja (TV) dan mengalami kesulitan. Tidak  lain karena Adat Arab melarang wanita jadi presiden atau memimpin, cukup  jadi budak dan Hareem saja.  Inilah nasib wanita Indonesia akibat  Budaya Arab. kita lihat saja sekarang banyak yang jadi mayat pulang  kerja di Arab yang konon dikatakan 'Tanah Suci' mengalahkan Bumi Pertiwi  yang bisa menumbuhkan segala tanaman, sedang di Arab hanya Kurma  tanamannya.
Rektor  Universitas Mahendradata juga berharap Indonesia ke depan lebih maju  dengan Pancasilanya, serta kerukunan SARA yang selama ini selain Islam  menjadi minoritas dan didiskriminasi,  kebebasan diberantas demi Qur'an  dan Hadist Arab.  Sebagai figur Pemimpin Kaliber Dunia  Bung Karno dan  Gus Dur adalah presiden yang berusaha ber-Pancasila tapi semuanya akan  berhadapan dengan Islam Dajjal yang berhasil menumpas Bung Karno dan  pengikutnya 1965-1966 dan melarang Ajaran Bung Karno yang NASAKOM  (Nasional, Agama dan Komunis mau disatukan), bahkan Gus Dur yang  pluralisme pun langsung diturunkan Majelis Permusyawarahan Rakyat (MPR)  yang dipimpin Prof. DR. Amin Rais The Man Of The Year 2001 atau manusia  terpandai di jagad raya dalam Bidang Parlemen dimana Indonesia bisa  digoreng seperti kerupuk.
Demikianlah berita kunjungan  Guruh Sukarno di Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali yang di tempat asalnya  Trowulan sempat dilarang berkegiatan akibat melaksanakan Pancasila dan  merukunkan SARA, sebab sangat bertentangan Adat Arab 1000 tahun yang  lalu dimana selain Islam adalah kafir yang harus ditumpas. Contoh  Kristen Jesus pun ditumpas di Timur Tengah hingga Gereja Gereja pun  dirubah jadi Masjid Islam, Patung Budha terbesar di dunia di Afganistan  juga dihancurkan Islam biarpun ditentang para arkeolog dunia. Bahkan  Borobudur Candi Terbesar Budha di dunia pun tak luput dari 'BOM 1983',  Kepercayaan Saptodarmo di Jogja pun dihancurkan 2009, Pura Majapahit  Trowulan juga mau dihancurkan dan dibom 2001, tapi gagal dan ditutup  SKB. Hanya Gereja Gerteja Kristen yang sukses dibom Natal 2000 dll dst  dsb.
Semoga bangsa ini sadar akan  budayanya yang Pancasila dan bisa bersatu kembali setelah 'Alam Murka'  dan Sabdopalon tulisannya terbukti, dan merasa Bangsa Indonesia bukan  Arab. Dahulu kala yang membawa Adat menumpas budaya sendiri seperti  Majapahit yang Pancasilanya masih relevan untuk menyatukan bangsa  biarpun sangat bertentangan dengan Kitab Arab yang sudah mendarah daging  dan berakar di Otak bangsa ini hingga mengalami keterpurukan dan jadi  bangsa yang keras, saling menghancurkan gara-gara keyakinan yang beda  dengan Islam, yang memang benar dan paling benar, semoga rakyat sadar  dan mengerti mana yang baik dan mana yang buruk yang bisa disaksikan di  TV di era kebebasan ini biarpun Otak tidak mengerti kebebasan akibat  dicengkeram Dajjal atau dalam Kristen disebut 'LUSIVER'.







